Daftar 3 File Bakteri Staphylococcus Aureus Mikroskop | Download Kumpulan Referensi :
Anda dapat mendownload langsung semua file dihalaman ini. Tombol download semua file terdapat dibawah daftar file ini. * untuk semua file free download
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Telaah Pustaka 1. Bakteri Staphylococcus aureus a. Morfologi dan Sifat Staphylococcus aureus merupakan bakteri berbentuk bulat atau lonjong dan memiliki diameter sebesar 0.8-0.9 µm. Bakteri ini termasuk dalam jenis bakteri yang tidak bergerak (nonmotil), tidak memiliki simpai dan spora (Gupte, 1990). Staphylococcus aureus pada pewarnaan Gram bersifat gram positif dan jika diamati di bawah mikroskop akan terlihat bentuk bulat-bulat bergerombol seperti anggur (Soedarto, 2015). Morfologi koloni Staphylococcus aureus pada agar gizi yang telah diinkubasi selama 24 jam didapatkan koloni berukuran 2-4 mm, bulat, cembung, licin, berkilat, keruh, memiliki tepi yang rata, mudah ...
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA A. Infeksi Bakteri Staphylococus Aureus Staphylococcus aureus jika dilihat dengan mikroskop merupakan sel yang berbentuk bulat dengan diameter 0,7-1,2 mikrometer; tersusun dalam koloni yang tidak teratur (pada biakan sering terlihat kokus yang tunggal, berpasangan, tetrad, dan berbentuk rantai). Komponen utama dari dinding selnya adalah peptidoglikan dan asam teikhoat.7-10 Gambar 2.1 Bakteri Staphylococcus aureus (perbesaran 1000x) Staphylococcus aureus mengalami degranulasi yaitu menyebabkan histamin bradikinin terlepas dari vesikula (granula). Bradikinin ini menyebabkan pembesaran dan peningkatan permeabilitas pembuluh darah kecil (kapiler), 9-11 sehingga menyebabkan peradangan pada kapiler. Kingdom: Eubacteria Filum: Firmicutes Kelas: Bacilli Ordo: Bacillales ...
Jurnal : Jurnal Kesehatan Prima Volume : 10, No.2, Agustus 2016, Halaman : 1726-1734 ISSN Print : 1978 – 1334, ISSN Online : 2460 – 8661 BUAH NAGA (Hylocereus Polyrhizus) SEBAGAI PEWARNA ALAMI UNTUK PEWARNAAN BAKTERI Yunan Jiwintarum, Rohmi, I Dewa Putu Martha Prayuda Abstrak: Bakteri sulit dilihat dengan mikroskop cahaya, karena tidak dapat mengadsorbsi atau membiaskan cahaya, sehingga digunakan zat warna untuk mewarnai bakteri tersebut atau latar belakangnya. Zat warna sintetik memiliki harga yang cukup mahal daripada pewarna alami. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya pemanfaatan buah naga (Hylocereus polyrhizus) sebagai pewarna alami untuk pewarnaan bakteri. Jenis penelitian ...