Authentication
Karakteristik Kelembagaan Institusi bersifat dinamis. Keberadaannya dalam sebuah komunitas selalu berubah, beradaptasi terhadap perubahan yang terjadi dalam komunitas tersebut. Berdasarkan atas cepat atau lambatnya perbahan, Oliver Wiliamson menganalisis perubahan institusi dalam empat tingkatan (Williamson, 2000), yaitu perubahan kelembagaan yang terjadi pada: 1)Level social (masyarakat), 2)Level kelembagaan formal (formal institutional environment), 3)Level tata kelola (governance) dan 4)Perubahan bersifat kontinyu 1. Level social (masyarakat) dimaksud perubahan kelembagaan pada level masyarakat adalah perubahan yang terjadi pada kelembagaan yang keberadaannya telah menyatu dalam sebuah masyarakat (social embeddedness) seperti norma, kebiasaan, tradisi, hukum adat, dll. Perubahan kelembagaan pada level ini berlangsung sangat lambat sehingga para ahli ekonomi kelembagaan tidak menganggapnya variable analisis yang berpengaruh terhadap performa ekonomi. Pada level ini, perubahan kelembagaan dapat berlangsung dalam waktu yang sangat lama, antara 100 sampai 1000 tahun. 2. Level kelembagaan formal (formal institutional environment) Menurut Wiliamson (2000), yang dimaksud kelembagaan formal adalah kelembagaan yang kelahirannya umumnya dirancang secara sengaja seperti perundang-undangan (konstitusi) yang dibuat oleh lembaga legislatif/pemerintah. Namun demikian, hal ini bukan merupakan kriteria mutlak, karena banyak kasus kelembagaan formal yang merupakan hasil evoluasi dari kelembagaan informal sebagaimana undang-undang perikanan di Jepang yang berasal dari hukum adat atau tradisi yang hidup dan menyatu dalam masyarakat selama ratusan tahun (Ruddle, 1993). Perubahan kelembagaan pada level ini dapat berlangsung dalam kurun waktu 10 sampai 100 tahun (Williamson, 2000). 3. Level tata kelola perubahan kelembagaan yang terjadi pada level governance (tata kelola). Yaitu, serangkaian peraturan (rule of the game) (governance) dalam sebuah komunitas yang membentuk struktur tata keleola (governance structure), lengkap dengan tata cara penegakan, pemberian sanksi, dan perubahan dari rule of the game tersebut. Wiliamson (2000) menganggap hal ini merupakan isu sentral ekonomi kelembagaan yang ia asumsikan bahwa penegakan governance tidak bebas biaya (costless). Demikian juga lahirnya sebuah struktur tata kelola yang baik yang menjamin kepastian interaksi dan transaksi antar aktor/pihak-pihak terkait (yaitu adanya resolusi konflik, kepastian sistem kontrak, dll) membutuhkan biaya. Governance akan selalu berubah menuju governance yang lebih efisien. Yaitu, governance yang dapat meminimumkan biaya transaksi. Perubahan kelembagaan pada level governanc berlangsung relatif cepat, yaitu antara 1sampai 10 tahun. 4. Perubahan bersifat kontinyu Bila perubahan kelembagaan pada level ketiga masih berlangsung secara diskontinu, perubahan kelembagaan pada level keempat berlangsung kontinu (sepanjang waktu) mengikuti perubahan insetif ekonomi, harga alokasi sumberdaya dan tenaga kerja. Dengan kata lain, kelembagaan berubah mengikuti perubahan harga input produksi, vis versa, perubahan input produski menyebabkan perubahan kelembagaan. Secara teoritis, hal ini dapat dipahami tapi bagaimana mengukur dampak perubahan tersebut terhadap realitas kehidupan ekonomi masih sulit dilakukan (Williamson, 2000).
no reviews yet
Please Login to review.